oleh

Sumber Air Proyek SPAM Yang di Parsingguran Ternyata Berasal Dari Kubangan Kerbau

-Regional-507 Dilihat

RAKYATNUSANTARA.ID, HUMBAHAS – Carut marut proses pengerjaan Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang berada di Dusun VII, Desa Parsingguran II, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, hingga kini belum usai.

Setelah beberapa pekan lalu diwartakan karena nyaris mangkrak, proyek senilai Rp 450.000,- itu kini disorot lantaran menggunakan sumber air yang tidak bersih.

Berdasarkan keterangan dari warga sekitar, sumber air yang dipergunakan untuk SPAM tersebut berasal dari kubangan kerbau. Tak hanya itu, di hulu, air tersebut juga disebut sudah terlebih dahulu dipergunakan masyarakat sekitar untuk lahan pertanian sawah.

“Airnya di atas (hulu) sudah banyak digunakan masyarakat, ada tempat memandikan kerbau, dan mengaliri sawah”, ungkap Sihombing kepada awak media, Sabtu(15/2/2025).

Sementara pantauan wartawan di lokasi, titik reservoir ke hulu atau ke titik awal sumber air berjarak sekitar kurang lebih 4 kilometer. Faktanya, air yang dipergunakan SPAM tersebut sudah terlebih dahulu melewati berbagai lahan pertanian, seperti padi, jagung, dan cabe.

Terlihat di hulu yang berada di Tambok Bolon, hingga hampir mendekati reservoir, ada puluhan ternak kerbau warga yang dibiarkan di sana mencari rumput dan sekaligus membuat kubangan.

Tak hanya itu, wartawan juga menemukan beberapa petani beraktifitas di lahan pertanian mereka. Ada yang memupuk padi, menanam jagung, hingga menyemprot insektisida.

Hal itu sangat disayangkan Ketua DPD GP3B (Generasi Peduli Budaya Bangso Batak) Kabupaten Humbahas Mahalel Banjarnahor, mengingat proyek yang dikerjakan Kelompok Swakelola Masyarakat (KSM) tersebut, kata dia, adalah merupakan program penyediaan air bersih.

Ia menilai Dinas Perkim Kabupaten Humbahas sepertinya tidak bekerja sesuai prosedur. Karena menurut Mahalel, sejatinya proyek pengadaan air minum diawali dengan uji laboratorium terhadap sumber air.

“Ini airnya bisa saya pastikan terkontaminasi. Kalau ada yang bilang itu air bersih tunjukkan ke saya orangnya”, ucap Mahalel.

Selain aktif di organisasi kemasyarakatan, Mahalel juga mengaku berpuluh-puluh tahun tinggal di Desa Parsingguran II, sehingga ia mengetahui betul kondisi airnya.

“Saya lahir di sini, berpuluh tahun di sini, dibesarkan di sini, saya tahu persis sumber airnya. Dinas Perkim jangan coba-coba ngasih racun ke masyarakat”, tegasnya.

Diwartakan sebelumnya, proyek pengadaan air bersih di Dusun VII, Desa Parsingguran II, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), sempat dilaporkan mengalami kegagalan atau terbengkalai.

Informasi diperoleh dari masyarakat sekitar, proses pengerjaan proyek itu dimulai sejak tanggal 16 Juni 2024 lalu. Dan proses pengerjaannya juga disebut dilakukan dengan sistem swakelola.

Kekinian, pasca diberitakan, proyek air minum tersebut kini mulai diperbaiki. Namun sayangnya, meski tanggul yang jebol sudah ditambal sulam, air belum kunjung bisa mengalir ke rumah-rumah penduduk.

Dan ironisnya lagi, sumber air tersebut kini pun mulai ramai dipersoalkan karena berasal dari lingkungan tercemar.

Hingga berita ini disiarkan, Kadis Perkim Kabupaten Humbahas Anggiat Manullang masih memilih bungkam terhadap wartawan. Sejumlah pertanyaan wartawan yang di sampaikan via pesan WhatsApp (WA) hingga detik ini tak kunjung mendapat respon. (Rusmani simanullang)