RAKYATNUSANTARA.ID, SUBANG – Program peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Subang terus dikebut. Namun, tak semua fasilitas pendidikan belum sesuai harapan. Setelah SDN Dahlia di Kecamatan Pagaden yang nyaris ambruk dan hanya ditopang sebilah bambu dan SDN Kihiyang di Kecamatan Binong yang retak-retak, kondisi belum optimal masih dirasakan oleh MAN 2 Subang. Sekolah berbasis Islami yang berlokasi di Kecamatan Binong, Subang, ini, masih kekurangan ruangan kelas. Tak ayal, sebanyak 52 siswa belajar di ruangan aula. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan.
Pantauan Rakyat Nusantara di lokasi, tumpukan kursi kayu tampak memenuhi ruangan aula. Kursi-kursi itulah tempat para siswa belajar. Kondisi ini tentu tidak wajar karena biasanya ruangan aula dipakai untuk arena kesenian, olahraga indoor maupun kegiatan ekstrakurikuler. Tentu dengan dipakainya ruangan aula ini membuat kegiatan-kegiatan lain terganggu.
Keprihatinan ini dirasakan oleh Kepala MAN 2 Subang H. Nurdin, S.Pdi. Dia mengatakan, sebanyak 52 siswa terpaksa harus belajar di aula karena jumah kelasnya saat ini kurang. Padahal, lanjut dia, dalam 3 tahun terakhir terdapat lonjakan jumlah siswa. “Dari yang awalnya hanya 200-an, kini mencapai 502 siswa, peningkatannya cukup signifikan. Tentu ini harus menjadi perhatian serius karena animo siswa untuk masuk MAN sangat tinggi,’’ ujar Nurdin kepada Rakyat Nusantara, belum lama ini.
Nurdin berharap, pada tahun anggaran 2025, pembangunan fisik berupa penyediaan ruangan baru untuk kelas X menjadi prioritas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Subang. Dikatakan Nurdin, pembangunan fisik berupa penambahan local tidak bisa lagi ditunda-tunda demi tujuan meningkatkan kualitas belajar dan mengajar. “Harapan kami, tahun ini ada proyek pembangunan untuk ruangan kelas yang baru,’’ katanya.
Sebelumnya, Penjabat Bupati Subang Dr Imran mengaku miris dengan adanya ruangan kelas di SDN Dahlia Kecamatan Pagaden yang nyaris ambruk. Pasalnya, atap reyot itu hanya ditopang oleh sebilah bambu. Jika terjadi hujan atau badai besar, bisa jadi adanya musibah atap ambruk. “Jangan sampai ada murid atau guru yang terluka saat mengajar karena atap roboh. Ini harus menjadi prioritas,’’ ujarnya. (irzan)
MAN 2 Subang,Belajar di Aula
Komentar