CIMAHI (RN) – Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi meresmikan penggunaan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) Tahun 2023 yang tersebar di beberapa kelurahan di wilayah Kota Cimahi. Infrastruktur yang dibangun tahun 2023 tersebut sudah mulai bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di 5 kelurahan di Kota Cimahi.
Peresmian penggunaan Sanimas dipusatkan di RW 16 Kelurahan Baros Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Dalam laporannya, Sekretaris Daerah Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan menyatakan bahwa Sanimas merupakan program yang didanai Pemerintah Pusat melalui DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi.
“Hal itu untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan infrastruktur pengentasan permukiman kumuh. Serta mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui penurunan jumlah dan prevalensi Balita stunting,” ujarnya.
Kegiatan Sanimas bagian dari upaya pemenuhan amanat UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana penanganan air limbah domestik menjadi tugas dari pemerintah kabupaten/kota sebagai salah satu pelayanan dasar.
Besaran alokasi DAK Fisik Infrastruktur Bidang Sanitasi Tahun 2023 untuk Kota Cimahi sebesar Rp 4.191.970.000,- meliputi dua jenis kegiatan yaitu pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Skala Permukiman dan Tangki Septik Individual.
Jumlah sarana yang terbangun yaitu 100 unit tangki septik individu di Kelurahan Cibabat, 1 unit IPAL komunal di kelurahan Karangmekar, 2 unit IPAL komunal di kelurahan Baros, 2 unit IPAL komunal di kelurahan Leuwigajah, dan 1 unit IPAL komunal di kelurahan Melong.
“Jumlah total sambungan rumah 517 dan jumlah KK penerima manfaat sebanyak 539. Pada akhir Desember 2023 seluruh infrastruktur telah terbangun 100% dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Dikdik menjelaskan, sebelum adanya program ini masyarakat sebagian menggunakan cubluk dan lainnya langsung dibuang ke selokan. “Hal ini jika tidak ditangani dapat meningkatkan resiko penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air. Hadirnya program Sanimas telah mengubah wajah permukiman di beberapa wilayah di Kota Cimahi menjadi lebih bersih dan sehat. Disamping dampak lainnya juga meningkatkan harkat martabat masyarakat karena bebas dari buang air besar sembarangan (BABS)” paparnya.
Pj. Wali Kota Cimahi Dicky Saromi menjelaskan, pemerintah menetapkan target akses sanitasi aman sebesar 70% pada tahun 20245 mendatang. Saat ini nilai investasi untuk sanitasi aman perkapita dunia adalah Rp 690.000,-, namun di Indonesia nilai investasi perkapita untuk sanitasi masih rendah yaitu Rp 84.560,-.
“Artinya sanitasi yang aman masih belum menjadi kebutuhan penduduk Indonesia. Padahal tidak terpenuhinya akses air bersih dan sanitasi menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap stunting dalam jangka panjang. Apabila tidak ditangani akan berpengaruh pada penurunan kemampuan kognitif dan meningkatnya risiko penyakit diabetes, jantung, kanker dan stroke,” ujarnya.
Kota Cimahi merupakan kawasan perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi ke-2 di Jawa Barat. Hal ini menyebabkan tingginya risiko penyebaran penyakit oleh air (waterborne desease) menjadi lebih tinggi.
“Saya berharap kegiatan pada hari ini menjadi momentum bagi kita semua khususnya bagi Kelurahan Baros untuk bisa menuntaskan masalah sanitasi atau buang air besar sembarangan. Fasilitas yang sudah terbangun ini kiranya bisa dipergunakan serta dipelihara dengan baik, agar berkelanjutan sehingga memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat,” pungkasnya.(Benari Sitompul)
Komentar