oleh

Menakar Kinerja Pemda Purwakarta Dibawah Komando Anne Ratna Mustika

-Regional-8 Dilihat

PURWAKARTA (RN) – Ditengah berbagai dinamika yang terjadi, mulai dari pandemi Covid-19, politik lokal hingga ke urusan personal rumahtangga yang menghiasi masa kepemimpinannya. Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika tampak terus konsisten berupaya melakukan peningkatan-penikatan kinerja melalui berbagai program yang sejalan dengan pelayanan publik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Purwakarta.

Setidaknya, hal itu terungkap dalam paparan capaian kinerja Pemda

Kabupaten Purwakarta selama

tahun 2018 hingga 2022 yang disampaikan pada agenda-agenda Musrenbang Kecamatan di beberapa kecamatan, di wilayah tersebut belum lama ini.

Capaian kinerja jajaran pemerintah yang dipimpin Mantan Mojang Purwakarta tahun 2021 itu diantaranya berkaitan dengan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Purwakarta tahun 2019-2022.

BPS setempat melansir, pada masa pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2019-2020, IPM Purwakarta mengalami peningkatan sebesar 0,15 poin pada tahun 2020, kemudian pada tahun 2021 dan 2022 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,16 poin dan 0,58 poin.

“Dalam kurun waktu tahun 2019 sampai 2022 IPM Kabupaten Purwakarta mengalami peningkatan sebesar rata- rata 0,30 poin per tahun,” kata Ambu Anne, disela agenda Musrenbang 2024 Kecamatan Sukatani yang digelar di Hidden Valley Hills, Kamis 09 Februari 2023.

Sementara, berkaitan dengan angka kemiskinan, pada masa puncak pandemi Covid-19, penurunan aktifitas perekonomian akibat pengaruh pandemi mengakibatkan terjadinya beberapa lay off di sektor usaha atau industri, yang ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin sebesar 8.310 jiwa (2078 100) pada kurun waktu tahun 2019-2020.

Pada masa puncak pandemi Covid-19, penurunan aktifitas perekonomian akibat pengaruh pandemi mengakibatkan terjadinya beberapa lay off d sektor usaha/industri, ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin sebesar 8.310 jiwa atau sekitar 2078 KK pada kurun waktu tahun 2019-2020. Dan pada tahun berikutnya masih karena dampak pandemi, jumlah penduduk miskin bertambah sebesar 4.100 jiwa atau sekitar 1.205 KK.

“Namun demikian, pada kurun waktu tahun 2021-2022, karena perkembangan perekonomian semakin membaik, akhirnya angka penduduk miskin menurun sebesar 850 jiwa atau sekitar 208 KK,” kata Anne.

Di sisi lain, berkaitan dengan angka pengangguran, pada masa pandemi Covid-19 tahun 2019-2020, TPT mengalami peningkatan dari 9,65 persen menjadi 11,07 persen dan TPAK mengalami penurunan dari 63,88 persen menjadi 60,96 persen diindikasikan sebagai dampak berkurangnya aktifitas perekonomian regional pada ketersediaan lapangan kerja sebagai efek makro dari pandemi Covid-19.

“Namun, seiring dengan berkurangnya efek pandemi, pada tahun 2020 TPT menurun menjadi 10,70 persen dan TPAK meningkat menjadi 61,31 persen di tahun 2020. Kemudian di tahun 2022 TPT menurun menjadi 8,75 persen dan TPAK meningkat menjadi 65,21 persen,” ujarnya.

Lalu, berkaitan dengan pendapatan perkapita. Setelah mengalami penurunan pada masa pandemi Covid-19 pada tahun 2019-2020 lalu, yaitu penurunan PDRB ADHB Perkapita dan PDRB ADHK Perkapita. Pada tahun 2021 PDRB ADHK Perkapita mengalami penurunan, sedangkan PDRB ADHB Perkapita mengalami peningkatan.

“Kenaikan tersebut kemungkinan disebabkan oleh kenaikan harga produk-produk konsumsi sehari-hari masyarakat yang disebabkan oleh mulai munculnya tren kenaikan nilai inflasi secara global yang kurang lebih dimulai pada pertengahan tahun. Sedangkan kenaikan PDRB ADHK Perkapita tahun 2021 diindikasikan sebagai akibat dari bertambahnya jumlah penduduk,” kata Ambu Anne.